Edema Idiopatik | Tanda dan Gejala, Penyebab, Cara Mengobatinya

Edema Idiopatik | Tanda dan Gejala, Penyebab, Cara Mengobatinya
Edema Idiopatik | Tanda dan Gejala, Penyebab, Cara Mengobatinya

Penyakit Edema Idiopatik

Gangguan kesehatan edema idiopatik merupakan salah satu gangguan kesehatan yang merupakan sebuah pembengkakan yang sayangnya untuk penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Disebutkan bahwa pembengkakan tersebut bisa jadi terjadi sewaktu-waktu yang kemudian bisa tiba-tiba menghilang dengan sendirinya. Namun, beberapa kasus menyebutkan bahwa edema idiopatik ini bisa terjadi hingga cukup lama.
Kaitannya dengan gangguan kesehatan edema idiopatik ini disebutkan akan sering dialami oleh wanita dewasa dan akan semakin parah seiring dengan berjalannya usia. Dalam hal ini, beberapa wanita akan melaporkan jika pembengkakan tersebut lebih sering terjadi di beberapa bulan tertentu yang dalam hal ini sering kali sebelum menstruasi.

Gejala Edema Idiopatik

Disebutkan bahwa ada banyak sekali gejala atas gangguan kesehatan edema idiopatik yang pada dasarnya menyerang seseorang. Dengan kata lain, gejala tersebut bisa terlihat dengan adanya pembengkakan yang terjadi di berbagai bagian tubuh seperti payudara, kaki, tangan, perut hingga wajah. Kondisi semacam ini akan bertambah parah ketika menjelang sore ataupun malam hari dan nantinya akan sembuh dengan sendirinya di kala pagi tiba ketika seseorang bangun tidur.
Uniknya lagi, gejala atas gangguan kesehatan edema idiopatik ini cenderung juga ditandai dengan perbedaan berat badan yang cukup signifikan. Dengan kata lain, jika di malam hari berat badan bisa mencapai 70kg, di siang hari akan mengalami penurunan mencapai 68kg.

Penyebab Edema Idiopatik

  1. Idiopatik pada kata edema idiopatik memiliki makna yang artinya tidak diketahui penyebabnya. Hingga kini penyebab edema idiopatik tidak diketahui secara pasti, meskipun secara patogenesis, edema disebabkan oleh keluarnya cairan dari pembuluh darah kapiler. Ada beberapa teori yang menyebabkan keluarnya cairan dari pembuluh darah kapiler pada edema idiopatik, antara lain:
    Sindrom kebocoran pembuluh darah kapiler.
    Pada sindrom ini, permeabilitas kapiler yang meningkat disebabkan oleh posisi berdiri yang sering dilakukan pada saat beraktivitas atau siang hari. Hal ini disebabkan oleh tekanan pada vena yang lebih meningkat dalam posisi berdiri, dibandingkan pada posisi duduk atau berbaring. Kebocoran pembuluh darah kapiler ini juga dapat terjadi pada saat penderita edema idiopatik berada dalam satu posisi yang lama, seperti duduk pada saat melakukan perjalanan.
    Edema terjadi ketika pembuluh darah kecil di tubuh Anda (kapiler) mengeluarkan cairan. Cairan menumpuk di jaringan di sekitarnya dapat menyebabkan pembengkakan.
    Retensi air
    Pembengkakan akibat retensi air biasanya disebabkan oleh cairan yang bocor dari pembuluh darah kecil ke jaringan tubuh. Tidak diketahui kenapa kebocoran ini terjadi.
  2. Berdiri atau duduk terlalu lama
    Edema biasanya lebih terasa setelah berdiri lama, karena ada tekanan lebih di pembuluh darah kaki dibanding jika Anda berbaring. Bepergian jarak jauh atau duduk selama waktu yang lama (misalnya di bis, di pesawat) juga bisa memicu pembengkakan.
  3. Jumlah garam di dalam tubuh
    Penyebab tubuh Anda menyimpan air berlebih juga adalah jumlah garam (sodium/natrium) di tubuh. Saat tubuh menyimpan banyak garam, ia juga akan menyimpan lebih banyak cairan sehingga terkadang menyebabkan pembengkakan.
  4. Makan berlebihan
    Penyebab lain dari pembengkakan namun sulit didiagnosis adalah perilaku makan binge eating (makan berlebihan) yang diselang-seling dengan diet ketat. Ini bisa menyebabkan tubuh menyimpan banyak air.
  5. Idiopatik
    Idiopatik adalah istilah yang berarti penyebab tidak diketahui. Orang dengan edema idiopatik dinyatakan sehat dan tidak memiliki penyakit ginjal atau jantung untuk menjelaskan alasan edema yang mereka idap.
  6. Obat-obatan
    Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan edema, seperti:
    – NSAID
    – Pemblokir saluran – kalsium
    – Kortikosteroid (seperti prednison dan metilprednisolon)
    – Pioglitazone dan rosiglitazone
    – Pramipexole.

    Edema karena obat-obatan adalah kondisi yang biasanya tergolong ringan.

Diagnosis Edema Idiopatik

Diagnosis edema ideopatik merupakan diagnosis eksklusi, yang berarti ditegakkan apabila penyebab lain dari edema tidak dapat dibuktikan. Penyebab lain edema dapat ditentukan dengan cara:

  1. Mengevaluasi fungsi organ jantung, hati, dan ginjal
  2. Mengevaluasi konsentrasi serum albumin di dalam plasma
  3. Mengevaluasi tekanan vena jugular

    Bila tidak terdapat gangguan pada evaluasi tersebut, maka diagnosis edema idiopatik dapat ditegakkan. Dalam beberapa kasus, sinar-X, pemeriksaan ultrasonografi, pencitraan resonansi magnetik, tes darah atau analisis urin mungkin diperlukan.

Pengobatan Edema Idiopatik

Edema ringan biasanya hilang dengan sendirinya, terutama jika Anda melakukan usaha dengan menaikkan anggota tubuh yang terkena edema menjadi setara dada Anda. Edema yang lebih parah adalah kondisi yang dapat diobati dengan obat-obatan yang membantu Anda mengeluarkan cairan berlebih dalam bentuk urin (diuretik).
Jika edema terjadi akibat penggunaan obat, Anda sangat disarankan melakukan pengobatan alternatif yakni dengan mengonsumsi Obat Herbal yang Pastinya Aman dan tidak menyebabkan edema.
Selain itu, ada beberapa hal yang memang harus dilakukan seperti halnya menghindari kebiasaan merokok ataupun juga minuman beralkohol, mengkonsumsi berbagai makanan sehat serta melakukan olahraga ringan demi mencegah pembengkakan. Dengan demikian, edema idiopatik tidak akan kambuh lagi.

Pencegahan Edema Idiopatik

Mengingat belum ada terapi yang efektif untuk mengatasi edema idiopatik, pencegahan difokuskan untuk mencegah timbulnya edema, dengan cara:

  1. Menghindari berdiri terlalu lama
  2. Menggunakan kaos kaki tipis panjang (stocking) kompresi untuk mengurangi bengkak pada pergelangan kaki dan kaki
  3. Mengurangi berat badan secara bertahap
  4. Menjalani diet edema idiopatik, untuk membatasi asupan garam dan menambah asupan kalium melalui makanan, seperti pisang dan tomat

Leave a Reply