Sciatica – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati

Penyakit Sciatica

Penyakit sciatica memang terdengar asing dan aneh bagi kaum non medis sehingga diperlukan pengenalan maupun edukasi mengenai penyakit yang menyerang pinggang ini. seringkali gejala dan penyebabnya tidak diketahui karena kurangnya pengetahuan. Sehingga perlu adanya peningkatan wawasan terhadap penyakit yang kini rawan dirasakan oleh banyak kalangan.

Sciatica adalah kondisi yang menggambarkan rasa sakit yang luar biasa akibat saraf yang rusak maupun terjepit terutama terjadi pada saraf terpanjang pada tubuh yaitu saraf pinggul yang menjalar ke bagian kedua kaki. Penyakit ini bisa menghilang dalam kurun waktu 4-8 minggu.
Nyeri yang terjadi akibat penekanan dan pembengkakan saraf siatik sehingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa di bagian tubuh terutama punggung bawah hingga ke kedua bagian kaki. Rasa sakit ini memberikan bentuk yang berbeda-beda seperti rasa kesemutan, iritasi yang tidak tertahankan dan terbakar.

Gejala Sciatica

Sciatica ditandai dengan rasa nyeri dan tidak nyaman di sepanjang jalur saraf skiatik. Nyeri biasanya hanya terasa di salah satu sisi tubuh, misalnya nyeri punggung sebelah kanan atau kiri.

Nyeri tersebut dapat menyerupai kram yang disertai sakit yang terasa panas atau seperti tersengat listrik. Keluhan ini biasanya akan meningkat ketika penderita duduk lama, bersin, atau batuk.

Selain nyeri, beberapa gejala lain yang juga bisa dirasakan oleh penderita skiatika adalah:

  • Kesemutan yang menjalar dari punggung bawah hingga kaki
  • Otot tungkai melemah
  • Mati rasa atau kebas.

Penyebab Sciatica

Sciatica terjadi ketika saraf skiatik di sekitar panggul terjepit atau mengalami cedera. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:

  • Hernia nukleus pulposus, yaitu bergesernya bantalan tulang belakang dari posisinya hingga menekan saraf
  • Bone spurs atau pengapuran tulang, khususnya di area tulang belakang
  • Stenosis spinal, yaitu penyempitan jalur saraf pada tulang belakang
  • Tumbuhnya tumor yang menekan saraf skiatik
  • Spondylolisthesis atau bergesernya salah satu bagian tulang belakang dari posisinya
  • Penyumbatan pembuluh darah
  • Sindrom piriformis, yaitu terjepitnya saraf skiatik karena tegang pada otot piriformis
  • Patah tulang panggul
  • Kehamilan.

Seseorang juga akan lebih berisiko mengalami skiatika bila memiliki sejumlah faktor di bawah ini:

  • Sering duduk terlalu lama
  • Sering mengangkat beban berat
  • Berkendara dalam waktu yang lama
  • Berusia lanjut
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Mengalami obesitas
  • Memiliki riwayat diabetes.

Diagnosis Sciatica

Sciatica umumnya dapat didiagnosis melalui peninjauan gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta pemeriksaan fisik untuk memeriksa kekuatan otot dan refleksnya.

Tes lanjutan dilakukan guna memastikan diagnosis sekaligus mengetahui apabila ada kondisi lain yang lebih serius, seperti tumor. Beberapa metode pemeriksaan tersebut meliputi:

  • Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau MRI untuk mendeteksi gangguan yang menekan saraf tulang belakang
  • Elektromiografi (EMG), untuk mengukur impuls listrik yang dihantarkan saraf serta respons dari otot.

Penanganan Sciatica

Sebagian besar kasus Sciatica dapat pulih tanpa memerlukan pengobatan dari medis. Penanganan mandiri bisa dilakukan sendiri di rumah dengan cara:

  • Mengistirahatkan tubuh sekitar a3 hari dan banyak berbaring di kasur yang tidak terlalu lembut
  • Mengompres area yang terasa sakit dengan kompres hangat atau dingin, untuk meredakan nyeri
  • Melakukan latihan peregangan punggung bawah untuk mengurangi tekanan pada saraf dan mengurangi gejala
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol.

Fisioterapi
Fisioterapi bertujuan untuk mengurangi tekanan pada saraf punggung, dengan latihan fisik berupa peregangan atau aerobik. Terapi ini juga dapat membantu memperbaiki postur tubuh, memperkuat otot-otot punggung bawah, serta meningkatkan kelenturan tubuh.

Obat-obatan
Obat yang umumnya  dikonsumsi antara lain:

  • Obat antiinflamasi
  • Obat pelemas otot, seperti diazepam
  • Obat antikejang, seperti gabapentin dan pregabalin
  • Obat antidepresan, seperti amitriptyline
  • Suntik kortikosteroid
  • Suntik antiradang, seperti kortikosteroid dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan peradangan di sekitar saraf yang terganggu. Namun, pemberian suntikan biasanya akan dibatasi karena berisiko menimbulkan efek samping yang serius.

Operasi
Prosedur operasi akan disarankan jika metode pengobatan lain tidak berhasil atau terjadi kondisi yang lebih serius, seperti nyeri yang makin memburuk dan tidak kunjung reda, tidak mampu mengontrol BAK (inkontinensia urine), inkontinensia tinja, atau saat gerakan otot tubuh yang terpengaruh makin melemah.

Operasi bertujuan untuk menghilangkan pertumbuhan tulang, mengatasi saraf terjepit, atau mengatasi kondisi lain yang menekan saraf tulang belakang. Operasi yang biasa dilakukan adalah operasi tulang belakang.

Komplikasi Sciatica

Pada kondisi yang cukup berat, Sciatica berpotensi menimbulkan komplikasi akibat kerusakan saraf. Komplikasi yang dapat muncul adalah nyeri kronis, mati rasa permanen, gangguan saat buang air kecil (BAK) atau besar (BAB), dan kelumpuhan.

Pencegahan Sciatica

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah Sciatica:

  • Berolahraga secara teratur, terutama latihan yang dapat menguatkan otot perut dan panggul, seperti berenang
  • Menjaga postur tubuh dengan baik ketika berdiri, duduk, dan tidur
  • Berhati-hati saat menggerakkan tubuh, terutama saat mengangkat beban berat
  • Menghindari berdiri atau duduk terlalu lama
  • Menghindari menggunakan high heels
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berhenti merokok.