Penyakit Kudis (Scabies) merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi parasite tungau yang biasa disebut Sarcoptes scabiei. Tungau merupakan jenis hewan serangga yang memiliki delapan kaki. Ukuran dari tungau ini sangat amat kecil sehingga tidak bisa dilihat oleh mata telanjang namun bisa menimbulkan penyakit yang parah.
Tungau ini awalnya menempel pada permukaan kulit kemudian masuk ke dalam tubuh lalu bertelur dan makan. Hal ini mengakibatkan kulit akan alergi yang memicu rasa gatal yang tak tertahankan. Penyakit Kudis (Scabies) bahkan bisa menyebar melalui kontak fisik misalnya antar anggota keluarga, saat sekolah, atau bahkan penjara.
Penyakit Kudis (Scabies) ini sudah sangat umum terjadi pada masyarakat di berbagai belahan dunia. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia, tingkat sosial, ras, dan keadaan hidup. Penyakit ini bahkan bisa menyerang orang yang gila akan kebersihan sekaligus karena binatangnya yang sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata.
Gejala kudis atau scabies pertama kali muncul 4–6 minggu setelah kulit terpapar tungau. Namun, pada orang yang sebelumnya pernah terkena kudis, gejala biasanya berkembang lebih cepat, yakni sekitar 1–2 hari setelah paparan tungau.
Kudis ditandai dengan rasa gatal hebat di kulit, terutama di malam hari sehingga membuat penderitanya terbangun di malam hari. Selain itu, akan timbul ruam bintik-bintik menyerupai jerawat yang membentuk garis, atau juga dapat berupa lepuhan kecil dan bersisik.
Pada orang dewasa, ruam paling sering ditemukan di sela-sela jari, pergelangan tangan, ketiak, payudara dan puting, serta bokong. Selain itu, ruam juga dapat muncul di area:
Sedangkan pada bayi dan balita, gejala dapat muncul di area:
Kudis disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini mengeluarkan air liur, telur, dan kotoran. Hal tersebut memicu respons dari sistem kekebalan tubuh sehingga menimbulkan gatal. Prosesnya yaitu tungau betina menggali kulit dan kemuadian masuk dan bertelur. Setalah telur menetas maka terbentuk larva dan menjadi tungau-tungau lain yang bisa menyebar ke oarng lain. Peyebab gatal padakulit yaitu kotoran, tungau dan telur.
Scabies juga dapat menyerang hewan, seperti anjing dan kucing. Namun, parasit kudis dari hewan tidak dapat menular ke manusia karena perbedaan jenis tungau antara keduanya. Tungau dari hewan tidak bisa berkembang di kulit manusia dan hanya akan menimbulkan gejala ringan di kulit.
Semua orang dapat tertular kudis. Namun, ada beberapa kelompok yang memiliki risiko tinggi untuk tertular penyakit ini, yaitu:
Medis akan terlebih dahulu menanyakan riwayat munculnya gejala dan faktor yang diduga menyebabkan pasien tertular kudis. Selanjutnya, dokter akan menjalankan pemeriksaan fisik.
Setelah itu, medis akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh kondisi lain, seperti alergi obat, eksim, dan dermatitis. Beberapa pemeriksaan tersebut adalah:
Penanganan scabies bertujuan untuk membasmi tungau, meredakan gatal dan peradangan, serta mengatasi infeksi sekunder, seperti dijelaskan di bawah ini:
1. Membasmi tungau
Untuk membasmi tungau dan telurnya, medis akan meresepkan obat oles yang dipakai saat malam hari. Obat oles yang diresepkan medis antara lain:
2. Mengurangi gatal dan peradangan
Medis akan meresepkan krim steroid ringan yang dapat meredakan gatal dan peradangan di kulit pasien. Pasien juga dapat diberikan antihistamin oral, yang dapat mengurangi gatal sekaligus memperbaiki kualitas tidur pasien.
3. Mengatasi infeksi sekunder
Gatal akibat kudis bisa mendorong pasien untuk menggaruk kulit sehingga berisiko menimbulkan luka terbuka. Hal ini dapat menyebabkan infeksi bakteri di kulit. Pada kondisi tersebut, dokter akan meresepkan antibiotik, misalnya mupirocin.
4. Melakukan penanganan mandiri
Pasien juga dapat melakukan perawatan sederhana di rumah guna mengurangi rasa gatal yang timbul akibat scabies, di antaranya:
5. Membersihkan lingkungan sekitar
Karena penyebaran scabies sangat cepat, rumah dan lingkungan sekitar perlu dibersihkan. Tujuannya adalah untuk membunuh tungau yang mungkin terdapat pada benda-benda di sekitar pasien. Upaya yang perlu dilakukan antara lain:
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat kudis, terutama bila tidak ditangani dengan tepat, adalah:
Kondisi ini ditandai dengan kulit keras dan bersisik, serta penyebaran ruam scabies ke bagian tubuh lain. Jika kudis telah berkembang hingga tahap ini, penanganannya akan menjadi lebih sulit.
Cara paling ampuh untuk mencegah kudis adalah dengan menjaga diri agar tidak terpapar tungau Sarcoptes scabiei, baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Jika Anda baru kontak dekat dengan penderita kudis, sebaiknya lakukan pemeriksaan agar segera mendapat penanganan.
Sedangkan bagi penderita kudis, upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari penyebaran scabies pada orang lain adalah: