Penyakit Abdominal Migraine
Merujuk pada namanya, penyakit abdominal migraine bukanlah sakit kepala pada umumnya, namun lebih kepada permasalahan yang terjadi pada perut. Dengan kata lain merupakan kondisi nyeri yang dirasakan pada perut. Disebutkan bahwa permasalahan ini merupakan pemicu awal adanya nyeri perut kronik yang terjadi berulang dan kondisi ini kerap kali dialami oleh para perempuan, dibandingkan dengan laki-laki.
Gejala
- Untuk gejala penyakit abdominal migraine memang tidak bisa dideteksi sejak dini. seseorang yang mengalami permasalahan abadominal migraine ini akan merasakan sakit secara mendadak. Dalam beberapa kasus, seseorang yang mengeluh atas permasalahan ini nantinya akan mengalami rasa sakit yang berlangsung selama kurang lebih satu jam hingga beberapa hari lamanya. Sekalipun disebutkan tidak ada gejala yang sangat terlihat, beberapa pertanda umum permasalahan ini diantaranya adalah sebagai berikut.
Perasaan nyeri yang terjadi di sekitar pusar ataupun perut - Jenis nyeri yang terjadi bersifat difus
- Tingkat keparahan atas kondisi nyeri ini sangat bervariasi, dari ringan hingga berat
- Nyeri tersebut bisa saja terjadi secara berulang dalam hitungan bulan yang ditandai dengan adanya pola gejala yang serupa
- Pada penyakit abdominal migraine, beberapa orang akan mengalami rasa mual dan ingin muntah
- Raut muka akan terlihat sangat pucat
- Kondisi badan yang sangat lemas serta tidak bertenaga
- Menurunnya nafsu makan
- Munculnya kantung mata hitam yang ada di bawah mata.
Penyebab abdominal migraine
Mengenai penyebab munculnya penyakit abdominal migraine sampai detik ini masih belum terdeteksi secara menyeluruh. Dimungkinkan bahwa kemunculan permasalahan ini sangat erat kaitannya dengan kondisi zat kimia yang ada di dalam tubuh seperti serotonin dan histamine. Sekalipun demikian, beberapa makanan seperti cokelat, keju, kafein, makanan yang ber-MSG, minuman berkarbonasi sering dianggap sebagai pemicu awal permasalahan ini.
Beberapa pihak menyebutkan bahwa pemicu lain munculnya penyakit abdominal migraine ini adalah adanya paparan sinar cahaya yang terlalu terang, kualitas istirahat yang sangat buruk, kondisi yang berpuasa hingga beberapa stressor yang ada pada keluarga ataupun sekolah.
Faktor-faktor risiko abdominal migraine tersebut meliputi:
- Riwayat keluarga yang mengalami migrain kepala
Jenis kelamin perempuan - Mengonsumsi daging, olahan cokelat, dan makanan lainnya yang mengandung nitrat atau bahan kimia
- Kelelahan
- Banyaknya udara yang masuk dalam sistem pencernaan
- Mabuk kendaraan
Diagnosis Abdominal Migrain
Diagnosis dari abdominal migrain sering kali sulit dilakukan karena anak-anak sulit menjelaskan keluhan yang dialaminya antara migrain perut dengan sakit perut, flu perut, dan gangguan pada perut lainnya.
Seperti halnya gangguan migrain yang lain, tidak ada tes diagnostik untuk mengkonfirmasi penyakit ini. Diagnosis dapat dicapai dengan melihat riwayat medis keluarga, pemeriksaan fisik, dan melakukan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan penyebab lainnya yang bisa menimbulkan gejala serupa.
Meski begitu, penentuannya bisa dilakukan melalui kriteria ICHD III. Berdasarkan ICHD III, diagnosis abdominal migrain dapat berdasarkan adanya penyebab yang tidak diketahui dari nyeri perut yang sedang hingga berat dan kronik, berulang, beroposisi pada daerah pertengahan perut, sekitar pusar, atau tidak dapat dilokalisasi dengan jelas, nyeri bersifat tumpul.
Serangan biasanya berlangsung selama 2—72 jam tanpa pengobatan dan pengidap biasanya tidak merasakan gejala diantara serangan. Selain itu, paling tidak ada dua gejala lain yang berhubungan, seperti kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan pucat saat serangan nyeri terjadi, serta paling tidak telah terjadi setidaknya 5 episode nyeri untuk memastikan diagnosisnya.
Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk dapat membedakan abdominal migrain dari kemungkinan-kemungkinan penyebab lain dari gejala yang dirasakan, seperti yang disebabkan oleh gangguan saluran cerna, gangguan susunan saraf pusat, gangguan metabolik, penyebab urogenital, penyakit hematologi/onkologi, infeksi, rematik, dan sebagainya.
Penanganan abdominal migraine
Ketika seseorang mengalami penyakit abdominal migraine ini, maka langkah awal penanganan yang dilakukan pihak medis adalah terapi nonfarmakologi dan pengobatan herbal yang meliputi edukasi atas penyebab sekaligus berbagai hal yang mungkin menjadi pemicu utama dari permasalahan tersebut. beberapa kasus yang sama akan mendapatkan perawatan berupa psikoterapi, yoga hingga hipnoterapi. Selain itu, perilaku diet yang sehat seperti diet tinggi serat juga bisa dijadikan sebagai solusi alternative.