Ini Dia Prosedur Pengobatan Stroke Yang Benar

Penyakit stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan rusak, bahkan mati. “Kondisi tersebut menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Kita dapat melihat contoh kasus-kasus seperti lumpuh setengah badan, gangguan sensorik, gangguan fungsi bahasa, gangguan kordinasi, bahkan hingga menimbulkan penurunan kesadaran,” tutur dr. Peter Gunawan Ng, Sp.S, dokter spesialis saraf dari Siloam Hospitals TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Berbicara mengenai stroke artinya berbicara tentang waktu. Jika serangan stroke dapat ditangani segera maka dapat meminimalkan kecacatan dan menyelamatkan nyawa. Saat ini terdapat pengobatan stroke yang efektif mencegah penderita stroke iskemik dari kecacatan, yaitu terapi trombolisis. Terapi ini merupakan pengobatan untuk melarutkan sumbatan dalam pembuluh darah di otak, melancarkan aliran darah, dan mencegah kerusakan jaringan otak. Trombolisis dilakukan pada masa golden period yaitu 3 hingga 4,5 jam sejak onset/kejadian stroke. Karena terapi ini hanya ditujukan pada penderita stroke iskemik, maka sebelum diberikan kepada pasien, terlebih dahulu akan dilakukan CT Scan atau MRI kepala.

Penanganan stroke berpacu dengan waktu untuk meminimalkan defisit/kecacatan. Untuk itu, penderita ataupun orang-orang di sekitar penderita sebaiknya mengetahui tanda-tanda serangan awal stroke.

Gampangnya, kita bisa menggunakan pengenalan gejala awal stroke yaitu FAST (Face, Arm, Speech, dan Time):

Face:
Cek wajah orang yang dicurigai stroke, perhatikan apakah mulutnya tidak simetris, atau ketika tersenyum bibirnya tampak jatuh sebelah atau tidak simetris.

Arm:
Melemahnya tangan yang bisa diketahui dengan cara meminta orang yang dicurigai stroke untuk mengangkat kedua tangan. Orang dengan stroke biasanya menunjukkan gejala tidak dapat mengangkat salah satu tangannya dengan baik (arm weakness).

Speech:
Orang dengan stroke biasanya sulit mengucapkan kata atau frasa sederhana dengan baik dan cenderung tak jelas (sedikit cadel atau pelo).

Time:
Apabila salah satu dari gejala tersebut ditemukan pada orang yang dicurigai stroke, maka tak perlu ragu dan menunda waktu. Orang yang dicurigai stroke harus segera dibawa ke rumah sakit untuk segera ditangani lebih lanjut.

Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya stroke, salah satunya adalah faktor usia, dimana seiring dengan bertambahnya umur seseorang maka risiko terkena serangan stroke semakin tinggi. “Usia memang salah satu faktor risiko terjadinya stroke, tapi sekarang ini saya melihat pasien yang relatif berusia muda juga mengalami stroke. Maka itu, kita tidak hanya melihat patokan dari usia saja, tetapi juga memperhatikan gaya hidup. Faktor-faktor lainnya seperti tekanan darah tinggi, obesitas, menderita diabetes, memiliki kolesterol tinggi, terlalu sering mengonsumsi junk food, merokok, serta kurang olahraga juga dapat memicu terjadinya faktor risiko stroke pada seseorang,” tambah dr. Peter.

Stroke merupakan kondisi medis yang serius, namun penyakit ini bisa dicegah dengan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan menerapkan gaya hidup sehat. Namun, jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala stroke seperti yang dijelaskan di atas, ingatlah untuk segera membawanya ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan. Kenali tanda-tandanya dan segeralah bertindak cepat.