Obstruksi Outlet Kandung Kemih (BOO) – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati

Obstruksi Outlet Kandung Kemih (BOO) – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati
Obstruksi Outlet Kandung Kemih (BOO) – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati

Penyakit Obstruksi Outlet Kandung Kemih (Bladder Outlet Obstruction)

Kebiasaan anyang-anyangan ketika mau buang air kecil bisa menjadi indikasi penyakit tertentu yang lebih berbahaya. Gangguan semacam itu bisa terjadi pada saluran kandung kemih yang mengalami sumbatan. Kebiasaan anyang-anyangan ini dapat memicu penyakit yang lebih dikenal dengan nama penyakit Obstruksi Outlet Kandung Kemih (Bladder Outlet Obstruction).
Penyakit Obstruksi Outlet Kandung Kemih (Bladder Outlet Obstruction).Obstruksi Outlet Kandung kemih merupakan salah satu penyakit yang terjadi pada saluran kencing atau pengeluaran urine atau air seni yang mengalami gangguan saat dikeluarkan melalui uretra karena adanya sumbatan pada bagian pangkal atau dasar kandung kemih.
Risiko penyakit ini lebih rentan dirasakan oleh kaum pria dibandingkan wanita. Hal yang paling sering dijadikan sebagai pemicunya adanya pembesaran prostat sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pada kandung kemih.

Gejala Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Gejala penyakit Obstruksi Outlet Kandung Kemih (Bladder Outlet Obstruction) yang dapat dijadikan sebagai indikator bahwa seseorang mengalami penyakit ini meliputi:

  • Nyeri pada perut yang terasa dalam jangka waktu yang cukup panjang.
  • Pengidap obstruksi outlet kandung kemih memiliki frekuensi buang air kecil lebih sering dibandingkan ketika sehat, namun urine yang keluar akan sangat lambat atau kecil.
  • Gejala lain dari kondisi ini adalah rasa nyeri ketika melakukan buang air kecil. Aliran urine yang keluar juga terputus-putus menyebabkan perasaan tidak lega ketika sedang buang air kecil.
  • Pengidap lebih sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil.
  • Terkadang, pengidap merasakan sulit untuk memulai buang air kecil meskipun sudah terasa ingin buang air kecil.
  • Terkadang pengidap memang tidak dapat buang air kecil.

Penyebab Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Penyebab penyakit Bladder Outlet Obstruction ini memiliki banyak faktor yang perlu untuk diwaspadai meliputi, penyakit yang menyebabkan timbulnya gangguan saluran uretra sebagai jalan ekskresi urine ke luar tubuh.
Masalah kandung kemih ini enggak hanya bisa dipicu oleh satu-dua kondisi saja. Sebab, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan obstruksi outlet kandung kemih, seperti:

  • Benign prostatic hyperplasia [BPH] atau pembesaran prostat.
  • Batu kandung kemih atau batu ginjal.
  • Tumor di area panggul, seperti leher rahim, rektum, prostat, dan rahim.
  • Striktur uretra.
  • Kanker kandung kemih

Beberapa kondisi berikut juga dapat menyebabkan BOO, tapi tergolong jarang:

  • Sistokel (kandung kemih turun ke area organ intim),
  • Masuknya benda asing ke dalam kandung kemih,
  • Posterior urethral valves (kelainan bawaan lahir pada laki-laki),
  • Spasme uretra (kejang otot uretra),
  • Divertikulitis uretra (pembentukan kantong di sekitar uretra), dan
  • Konsumsi obat-obatan untuk mengatasi kandung kemih overaktif (overactive bladder).

Diagnosis Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan seseorang yang mengalami kondisi obstruktif outlet kandung kemih. Kondisi saluran kemih yang membesar menjadi diagnosis pertama untuk penyakit ini. Namun, untuk memastikannya biasa pihak medis menyarankan pengidap obstruktif outlet kandung kemih untuk melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan untuk mendiagnosis BOO meliputi:

  • Tes darah untuk mengecek tanda-tanda kerusakan ginjal
  • Tes uroflowmetri untuk mengukur seberapa cepat aliran urine
  • Tes urodinamik untuk melihat fungsi kandung kemih dan seberapa banyak aliran urine yang terhambat
  • Tes urine (urinalisis) untuk mencari apakah ada darah di dalam air kencing
  • Tes kultur urine untuk mengecek tanda-tanda infeksi
  • Sistoskopi dan urethrogram untuk melihat mencari penyempitan uretra
  • USG ginjal dan kandung kemih untuk menemukan lokasi penyumbatan.

Penanganan Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Pengobatan BOO bergantung pada penyebabnya. Pada sebagian besar kasus, metode yang diandalkan adalah pemasangan kateter urine. Metode ini bertujuan untuk memperbaiki penyumbatan kandung kemih dan melancarkan aliran urine yang terhambat.

Pihak medis akan memasukkan kateter ke dalam uretra menuju kandung kemih. Pada kasus tertentu, pihak medis mungkin harus memasukkan kateter suprapubik melalui perut. Kateter ini memiliki fungsi yang sama, yaitu mengosongkan kandung kemih sehingga Anda bisa buang air kecil dengan normal.

BOO yang terdeteksi sejak dini dan belum menyebabkan komplikasi sebenarnya bisa ditangani dengan obat-obatan. Pihak medis akan meresepkan obat apa saja yang perlu Anda konsumsi berdasarkan penyakit awal yang menyebabkan penyumbatan.

Konsumsi obat-obatan juga dapat diandalkan untuk pengobatan BOO jangka panjang. Akan tetapi, pada kasus tertentu, penyumbatan kandung kemih yang telah berlangsung lama biasanya perlu ditangani dengan operasi.

Ini sebabnya obstruksi outlet kandung kemih harus dideteksi sedini mungkin. Pasalnya, penyumbatan pada organ penampungan yang vital ini belum berdampak pada ginjal, uretra, maupun bagian lainnya pada sistem perkemihan.

Pencegahan Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Kondisi kandung kemih terus menurun seiring waktu, tapi peluang timbulnya penyakit justru meningkat. Berbagai penyakit inilah yang dapat menyebabkan penyumbatan dan gangguan lainnya pada kandung kemih.

Cara terbaik mencegah BOO adalah dengan mengurangi risiko penyakit pada kandung kemih. Anda dapat memulainya dengan menjaga kesehatan kandung kemih lewat kiat berikut.

  • Tidak menahan buang air kecil.
  • Tidak terburu-buru saat buang air kecil agar kandung kemih kosong.
  • Rileks saat buang air kecil.
  • Minum cukup cairan, terutama air putih.
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein.
  • Memperbanyak makanan berserat seperti sayur, buah, dan kacang-kacangan.
  • Menjaga berat badan sehat.
  • Berolahraga dan latihan otot panggul secara rutin.
  • Berhenti merokok.
  • Menggunakan pakaian yang longgar.

Leave a Reply