Labirinitis – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati

Labirinitis – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati
Labirinitis – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati

Penyakit Labirinitis

Penyakit labirinitis merupakan salah satu penyakit radang yang menyerang bagian tubuh manusia yaitu telinga. Radang telinga ini bisa menyebabkan rasa pusing bagi para penderitanya. Bagian telinga yang akan terkenal labirinitis adalah organ yang disebut sebagai labirin yaitu merupakan organ telinga yang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan bagi tubuh. Ketika bagian organ telinga ini terganggu maka dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan tubuh, vertigo, dan mual.

Gejala Labirinitis

Gejala labirinitis mungkin muncul secara tiba-tiba, biasanya silih berganti, dan berlangsung selama kurang dari semenit sampai beberapa jam atau hari. Orang dapat menderita vertigo, yang biasanya memburuk dengan berpindah posisi dengan cepat.
Gejala lainnya meliputi:

  • Pusing
  • Merasa goyah
  • Hilang keseimbangan
  • Mual
  • Telinga berdenging (tinnitis)
  • Lelah
  • Merasa sakit
  • Muntah

Pendengaran secara perlahan menjadi normal pada sebagian besar orang, biasanya dalam waktu dua minggu. Namun, pada kasus tertentu, radang telinga ini dapat berlangsung selama lebih dari enam minggu.

Penyebab Labirinitis

Walaupun disebut sebagai radang telinga, akan tetapi labirinitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Selain dari infeksi virus, labirinitis juga dapat disebabkan dari infeksi bateri. Kemudian, terdapat beberapa hal atau aktivitas yang membuat resiko atau faktor terkena penyakit ini bisa menjadi tinggi.
Diantara dari faktor yang mennyebabkan resiko terkena labirinitis menjadi tinggi adalah:

  • Terlalu banyak minum alkohol
  • Kelelahan
  • Riwayat alergi
  • Baru menderita penyakit yang disebabkan oleh virus, penyakit pernapasan, atau infeksi telinga
  • Merokok
  • Stres
  • Mengonsumsi obat-obatan dengan resep atau tanpa resep tertentu (seperti aspirin).

Diagnosis Labirinitis

Biasanya, pihak medis dapat mendiagnosis infeksi telinga bagian dalam dengan pemeriksaan telinga. Namun jika pemeriksaan telinga tidak dapat mendiagnosis kondisi ini, pihak medis akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan neurologis.Pasalnya, gejala labirinitis mirip dengan banyak penyakit lain. Oleh karena itu, pihak medis juga akan melakukan pemeriksaan untuk mengeliminasi kemungkinan kondisi lain seperti penyakit otak, cedera kepala, atau trauma.

Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter untuk meneliti keberadaan kondisi tersebut di antaranya adalah:

  • Tes pendengaran
  • Tes darah
  • Scan CT atau MRIterhadap kepala
  • EEG (electroencephalogram)
  • ENG (electronystagmography)

Penanganan Labirinitis

Perlu diingat bahwa penyakit labirinitis ini sebenarnya merupakan kondisi penyakit yang bisa hilang dengan sendirinya. Biasanya dalam jangka waktu 2 hari sampai 2 minggu labirinitis bisa sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi dalam beberapa kasus tertentu dimana kadar pusing menjadi sangat parah dan fatal, pihak medis biasanya akan memberikan obat yaitu meclizine. Selain itu, berbaring dengan mata yang ditutup dan dalam ruangan yang gelap juga bisa membantu menyembuhkan sakit atau rasa pusing yang parah tersebut.

Beberapa obat berikut dapat membantu meringankan gejala:

  • Antihistamin, seperti fexofenadine, diphenhydramine, atau loratadine
  • Sedatif, seperti diazepam
  • Kortikosteroid untuk membantu mengurangi peradangan di telinga bagian dalam, seperti prednisone
  • Obat untuk mengurangi pusing dan mual, seperti meclizine

Spesialis akan menjadi pilihan terbaik sebagai tempat untuk melakukan konsultasi mengenai penyakit labirinitis ini. Biasanya pihak medis juga akan membuat suatu diagnosa yang dilakukan berdasarkan gejala dan pemeriksaan umum.

Komplikasi Labirinitis

Labyrinthitis yang tak ditangani dapat berujung pada berbagai kondisi seperti:

  • Kerusakan permanen pada sistem vestibular
  • Kehilangan pendengaran.
  • BPPV (benign paroxysmal positional vertigo) yakni suatu jenis vertigo yang dipicu oleh gerakan kepala secara tiba-tiba. Kondisi ini bukanlah sesuatu yang mengancam nyawa, tetapi dapat meningkatkan risiko seseorang untuk jatuh.

Leave a Reply