Penyakit Kawasaki – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati

Penyakit Kawasaki - Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati
Penyakit Kawasaki - Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati

Penyakit Kawasaki

Penyakit Kawasaki merupakan salah satu penyakit langka yang menyerang bagian pembuluh darah atau biasa dikenal dengan nama mucocutaneous lymph node syndrome. Serangannya terhadap pembuluh darah menyebabkan terjadinya peradangan pada pembuluh arteri, kapiler dan vena. Penyakit ini lebih sering menyerang manusia usia anak-anak.

Gejala Penyakit Kawasaki

Gejala penyakit Kawasaki muncul dalam tiga tahap, dan berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan. Berikat penjelasannya:

Tahap pertama
Tahap pertama terjadi pada minggu ke-1 sampai minggu ke-2. Pada tahap ini, gejala yang muncul adalah:

Demam yang berlangsung selama lebih dari 3 hari.
Bibir dan lidah kering, kemerahan, serta pecah-pecah.
Ruam kemerahan muncul di hampir seluruh bagian tubuh.
Telapak tangan dan kaki membengkak, serta memerah.
Mata memerah, tanpa disertai keluarnya cairan.
Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Tahap kedua
Gejala pada tahap kedua muncul pada minggu ke-2 sampai minggu ke-4. Gejala pada tahap kedua yaitu:

  • Diare
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Sakit kepala
  • Tubuh terasa lelah
  • Nyeri dan pembengkakan pada sendi
  • Kulit di jari tangan dan kaki terkelupas
  • Kulit dan bagian putih mata tampak menguning
  • Terdapat nanah dalam urine.

Tahap ketiga
Tahap ketiga terjadi pada minggu ke-4 sampai minggu ke-6, ditandai dengan mulai meredanya gejala. Meskipun demikian, kondisi anak masih lemas dan mudah lelah. Butuh waktu setidaknya 8 minggu sampai kondisi anak kembali normal.

Penyebab Penyakit Kawasaki

Penyebab penyakit Kawasaki masih belum diketahui pasti oleh para ahli maupun peneliti. Namun, terdapat beberapa dugaan yang mengindikasikan penyakit ini menyerang anak-anak yaitu, faktor genetik dan faktor imunitas tubuh yang lemah terserang penyakit.
Dugaan tersebut masih dalam tahapan penelitian dimana faktor virus maupun bakteri yang memicu penyakit ini meliputi, Rotavirus, virus Parainfluenza tipe 3, Virus Epstein-Barr dan lain sebagainya.

Diagnosis Penyakit Kawasaki

Tidak ada pemeriksaan khusus untuk menentukan seorang anak menderita penyakit Kawasaki. Setelah menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik pada anak, pihak medis akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi penyakit lain yang menimbulkan gejala yang sama dengan penyakit Kawasaki, serta melihat apakah penyakit sudah menimbulkan komplikasi pada jantung. Pemeriksaan itu meliputi:

  1. Pemeriksaan urine, untuk melihat apakah anak mengalami infeksi.
  2. Tes darah, guna mendeteksi anemia (kurang darah) dan peradangan.
  3. EKG jantung, untuk memeriksa kemungkinan komplikasi pada irama jantung.
  4. Echo jantung, guna memeriksa apakah ada kelainan pada otot atau katup jantung.

Penanganan Penyakit Kawasaki

Penyakit Kawasaki harus diobati sesegera mungkin, terutama saat anak masih mengalami demam. Pengobatan bertujuan untuk mencegah kerusakan pada jantung, serta meredakan peradangan dan demam. Metodenya meliputi:

1. Suntik gammaglobulin (IVIG)
Gammaglobulin (IVIG) adalah obat yang berisi antibodi yang diberikan lewat suntikan. IVIG bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan pada jantung. Pemberian IVIG dapat diulang jika keluhan pada anak tidak mereda dalam 36 jam setelah penyuntikan.

2. Pemberian aspirin
Aspirin diberikan untuk meredakan demam dan peradangan, serta mengurangi rasa sakit. Sebetulnya aspirin tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak di bawah 16 tahun karena berisiko menimbulkan sindrom Reye, namun penyakit Kawasaki adalah salah satu pengecualian.
Penting diingat, aspirin untuk pengobatan penyakit Kawasaki hanya boleh diberikan oleh ahli. Konsumsinya juga perlu dihentikan bila anak terkena flu atau cacar air.

Setelah demam turun, dosis aspirin dapat diturunkan jika anak mengalami gangguan pada pembuluh darah jantung. Aspirin diberikan selama 6 bulan atau lebih, untuk mencegah penggumpalan darah.

3. Pemberian kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan kepada anak yang tidak merespons terhadap IVIG, atau bila anak berisiko tinggi mengalami gangguan pada jantung.
Setelah masa pengobatan, kondisi jantung anak harus terus dipantau. Jika hasil pemeriksaan echo jantung tidak memperlihatkan adanya kelainan pada jantung, pemberian aspirin dapat dihentikan.

4. Pengobatan Alternative
Salah satu pengobatan yang disarankan adalah dengan mengonsumsi Obat-obatan herbal yang dapat membantu menyembuhkan penyakit ini. Namun, harus anda pastikan obat yang akan anak anda konsumsi sudah bersertifikat dan terjamin kualitasnya.

Komplikasi Penyakit Kawasaki

Penyakit Kawasaki yang terlambat ditangani dapat menyebabkan sejumlah kondisi serius, seperti:

  • Peradangan pembuluh darah jantung
  • Gangguan irama jantung
  • Masalah pada katup jantung
  • Peradangan pada otot jantung.

Peradangan pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan dinding pembuluh darah melemah. Akibatnya, bekuan darah berisiko terbentuk dan menyumbat pembuluh darah jantung. Kondisi tersebut bisa memicu serangan jantung.

Leave a Reply