Diseksi Aorta – Gejala, Penyebab dan Mengobatinya

Diseksi Aorta - Gejala, Penyebab dan Mengobatinya
Diseksi Aorta - Gejala, Penyebab dan Mengobatinya

Diseksi Aorta

Penyakit diseksi aorta merupakan salah satu gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya perobekan atas lapisan dalam pada pembuluh darah aorta. Kondisi ini menyebabkan aliran darah mengalir melalui robekan yang telah ada sehingga hal tersebut menyebabkan adanya pemisahan atau diseksi pada bagian aorta tengah. Permasalahan semacam ini kerap kali dialami oleh mereka yang berusia lanjut dengan riwayat kesehatan berupa hipertensi atau darah tinggi.
Dalam beberapa kasus, jika penyakit diseksi aorta ini tidak segera ditangani dengan cepat, maka bisa menyebabkan adanya komplikasi lain yang cukup berarti seperti halnya stroke, pendarahan, rusaknya katup aorta hingga menyebabkan kerusakan atas organ lain seperti ginjal ataupun usus yang berujung pada kematian.
Diseksi aorta dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Diseksi aorta tipe A, ditandai dengan robekan di aorta atas (ascending aorta)
  2. Diseksi aorta tipe B, ditandai dengan robekan di aorta bawah (descending aorta)

    Kedua jenis diseksi aorta ini dapat meluas hingga ke perut. Secara umum, diseksi aorta tipe A lebih berbahaya daripada diseksi aorta tipe B.

Gejala Diseksi Aorta

Tanpa disadari bahwa gejala penyakit diseksi aorta tersebut memiliki kesamaan dengan penyakit jantung pada umumnya. Namun demikian ada beberapa hal yang membedakan dan berikut ini beberapa gejala umum yang perlu diketahui.

  1. Rasa nyeri yang sangat hebat dan muncul secara mendadak pada bagian punggung atas serta dada
  2. Kondisi nyeri yang terjadi pada bagian perut karena adanya penyumbatan yang terdapat pada bagian arteri mesentrika yang memiliki kaitan dengan usus
  3. Melemahnya denyut nadi pada salah satu sisi lengan ataupun juga paha
  4. Terjadinya kelumpuhan pada sebagian tubuh
  5. Pingsan mendadak
  6. Keluarnya keringat
  7. Pusing yang hebat

Diagnosis Diseksi Aorta

Disesksi aorta tidak mudah terdeteksi, karena penyakit ini menunjukkan gejala yang mirip dengan sejumlah masalah kesehatan lainnya.

Untuk mendiagnosisnya, Pihak Medis akan menanyakan gejala yang dialami penderita, lalu memeriksa detak jantung penderita menggunakan stetoskop dan mengukur tekanan darah di kedua lengan pasien.

Pihak medis dapat mencurigai pasien terkena diseksi aorta bila terdapat tekanan darah di kedua lengan penderita berbeda. Namun, untuk lebih memastikan diagnosis, Pihak Medis akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Foto Rontgen dada, untuk melihat apakah terdapat pelebaran aorta
  • Ekokardiografi transesofageal (transesophegeal echocardiogram), untuk melihat gambaran jantung
  • CT scan dengan zat kontras, untuk melihat kondisi jantung, aorta, dan pembuluh darah lain dengan lebih jelas
  • Magnetic resonance angiogram (MRA), untuk melihat aliran darah di aorta

Penyebab Diseksi Aorta

Apa penyebab diseksi aorta?
Sebenarnya, para ahli masih belum mengetahui dengan pasti apa penyebab dari kondisi ini. Akan tetapi, dinding aorta yang robek bisa terjadi akibat tekanan darah tinggi dan penggumpalan pada bagian dalam pembuluh darah.

Hal ini juga dapat terjadi sehubungan dengan gangguan jaringan seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos. Infeksi seperti sifilis juga bisa memicu aneurisma (tonjolan pada arteri) meskipun masih tergolong jarang terjadi, dan ini memungkinkan untuk menyebabkan pemisahan.

Faktor Risiko Dari Diseksi Aorta

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk kondisi ini?
Kondisi yang dapat menjadi faktor risiko untuk diseksi aorta adalah:

  1. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol (hipertensi).
  2. Pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis).
  3. Arteri yang lemah dan menggembung (aneurisma aorta).
  4. Katup aorta cacat.
  5. Penyempitan katup aorta saat lahir.
  6. Penyakit genetik seperti, sindrom Turner, Marfan, penyakit pada hubungan jaringan (Ehlers-Darlos), dan kondisi peradangan atau infeksi (sel arteris besar dan sifilis).

Selain itu, faktor-faktor lain yang mungkin meningkatkan risiko dari kondisi ini adalah:

Jenis kelamin tertentu. Laki-laki mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terkena diseksi aorta.
Pertambahan usia. Kondisi ini biasanya muncul pada usia 60-80 tahun.
Penggunaan kokain. Obat-obatan ini mungkin menjadi faktor risiko karena dapat meningkatkan tekanan darah.
Angkat berat intensitas tinggi. Latihan ini dapat meningkatkan risiko penyakit ini karena dapat meningkatkan tekanan darah selama aktivitas.

Pengobatan Diseksi Aorta

Untuk mengatasi kondisi ini adalah:

  1. Operasi
    Dokter akan mengangkat aorta, menghalangi masuknya darah ke dinding aorta dan membentuk ulang aorta dengan tabung sintetis yang disebut graft. Jika katup aorta yang rusak, dapat melakukan penggantian pada saat yang sama. Katup baru ditempatkan dalam graft.
  2. Obat-obatan
    Beberapa obatan-obatan, seperti beta blockers dan nitroprusside (Nitropress), dapat berperan sebagai obat penurun tekanan darah, sehingga dapat mencegah kondisi semakin buruk. Tetapi lebih disarankan bagi penderita Untuk melakukan pengobatan Alternatif yakni dengan Mengonsumsi Obat Herbal, Karena Obat Herbal Terbuat Dari bahan Alami jadi tidak menimbulkan efek Samping dan Tidak Mengandung Senyawa Kimia. Jadi, Obat Herbal bisa menjadi solusi yang Tepat

Pengobatan di Rumah Untuk Diseksi Aorta

  • Kontrol tekanan darah normal. Mengingat kebanyakan kondisi ini terjadi pada orang-orang dengan hipertensi jangka panjang.
  • Ikuti diet rendah garam, olahraga, dan kurangi berat badan.
  • Jangan merokok.

Komplikasi Diseksi Aorta

Diseksi aorta dapat memanjang di sepanjang aorta dan dapat menutup salah satu cabang arteri, sehingga aliran darah tersumbat. Penyumbatan aliran darah ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi, tergantung pada lokasi penyumbatannya.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat diseksi aorta antara lain:

  1. Kerusakan katup jantung (regurgitasi aorta)
  2. Tamponade jantung, yaitu penimbunan darah atau cairan di ruang antara jantung dan otot jantung
    Stroke, akibat penyumbatan pada arteri yang memasok darah ke otak
  3. Serangan jantung, jika penyumbatan terjadi pada arteri yang memasok darah ke otot jantung
  4. Gagal ginjal, akibat penyumbatan pada arteri yang memasok darah ke ginjal
  5. Kerusakan saraf tulang belakang yang menyebabkan kelumpuhan pada tungkai, jika penyumbatan terjadi pada arteri di saraf tulang belakang
  6. Kematian, akibat perdarahan organ dalam

Pencegahan Diseksi Aorta

Diseksi aorta tidak dapat dicegah sepenuhnya, tetapi Anda dapat menurunkan risiko terserang penyakit ini dengan cara:

  • Mengontrol tekanan darah secara rutin
  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Memakai sabuk pengaman ketika mengendarai mobil, untuk menghindari benturan pada dada

Leave a Reply