Penyakit Gagal Jantung
Penyakit Gagal jantung merupakan penyebutan yang untuk mendiskripsikan kondisi jantung seseorang yang tidak dapat berfungsi secara baik maupun memompa darah ke seluruh tubuh secara benar.
Pada penyakit ini darah menuju seluruh tubuh dengan sangat lambat. Kondisi ini mengakibatkan jumlah darah yang tidak sesuai kebutuhan tubuh. Kondisi ini menyebabkan bilik jantung meregang untuk mempertahankan lebih banyak darah yang menyebabkan semakin kaku dan menebal. Kondisi ini mengakibatkan otot jantung bergerak secara lemah dan tidak bisa bekerja secara efektif.
Gejala Gagal Jantung
Gejala gagal jantung dapat bervariasi pada setiap penderitanya. Gejalanya juga bisa muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara perlahan selama beberapa minggu atau beberapa bulan.
Gejala utama yang timbul akibat gagal jantung antara lain:
- Sesak napas
- Mudah lelah
- Pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki
Selain beberapa gejala utama di atas, ada beberapa keluhan lain yang dapat muncul, yaitu:
- Batuk terus-menerus yang memburuk di malam hari
- Berat badan naik atau turun secara drastis
- Rasa cemas dan gelisah
- Hilang nafsu makan
- Perut kembung
- Mual
- Linglung atau penurunan kesadaran
Pada gagal jantung ringan, gejala mungkin tidak muncul meski penderita sedang beraktivitas. Akan tetapi, pada gagal jantung yang parah, gejala bisa muncul saat penderita beraktivitas atau ketika sedang beristirahat.
Penyebab Gagal Jantung
Penyakit gagal jantung ini, tentunya disebabkan oleh beberapa hal maupun penyakit lain yang memicu kerja jantung semakin melemah. Beberapa penyakit dan faktor tersebut diantaranya:
- Diabetes atau penyakit gula
- Obesitas atau kielebihan berat badan
- Kebiasaan Merokok
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Depresi
- Gangguan pada tidur
- Konsumsi alkohol atau penggunaan obat
- Beberapa pengobatan pada penyakit kanker
Faktor Risiko Gagal Jantung
Meski dapat terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung pada seseorang, yaitu:
- Berusia di atas 65 tahun
- Memiliki keluarga dengan riwayat gagal jantung
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
- Merokok
- Sering mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol
- Jarang berolahraga
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat pereda nyeri dan obat antihipertensi
Diagnosis Gagal Jantung
Terdapat beberapa langkah diagnosis yang akan dilakukan pihak medis, misalnya dengan melakukan pemeriksaan untuk melihat tanda-tanda gagal jantung. Pemeriksaan fisik menggunakan stetoskop juga bisa dilakukan untuk memeriksa detak jantung. Pemeriksaan tambahan yang bisa dilakukan, antara lain:
- Foto rontgen dada. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi pembesaran ukuran jantung atau penumpukan cairan di dalam paru-paru yang kerap dialami pengidap gagal jantung.
- Elektrokardiografi. Pemeriksaan ini akan merekam perubahan aktivitas listrik jantung saat terjadi gagal jantung, atau mendeteksi gangguan irama jantung yang bisa menjadi indikasi gagal jantung.
- Ekokardiografi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat struktur organ jantung agar lebih jelas dengan bantuan gelombang suara berfrekuensi tinggi.
- Tes darah, pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi suatu jenis protein yang kadarnya akan meningkat jika gagal jantung terjadi. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mendeteksi penyakit yang dapat menjadi penyebab gagal jantung.
- CT scan atau MRI jantung, pemeriksaan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat dan detail mengenai kondisi organ dalam.
- Kateterisasi jantung, pemeriksaan untuk mendeteksi penyumbatan pada pembuluh darah jantung.
Penanganan Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan kondisi yang terjadi dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk:
- Meringankan gejala gagal jantung
- Meningkatkan kekuatan jantung
- Mencegah terjadinya komplikasi
Metode pengobatan gagal jantung akan disesuaikan dengan usia pasien, penyebab dan tingkat keparahannya, serta penyakit lain yang menyertai. Metode pengobatan gagal jantung dapat berupa:
1. Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan oleh pihak medis bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot jantung, mengurangi beban kerja jantung, dan meredakan gejala. Beberapa jenis obat yang dapat diresepkan adalah:
- Diuretik, seperti spironolactone dan furosemide, untuk mencegah pengumpulan cairan di dalam tubuh
- Penghambat beta, seperti carvedilol dan bisoprolol, untuk memperlambat jantung dan menurunkan tekanan darah
- ACE inhibitor, seperti lisinopril, ramipril, dan perindopril, untuk mengurangi ketegangan pada pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, dan melancarkan aliran darah
- Angiotensin II receptor blockers (ARB), seperti candesartan, valsartan, dan telmisartan, untuk mengurangi ketegangan pada pembuluh darah pada pasien yang tidak cocok dengan ACE inhibitor
- Digoxin, untuk meningkatkan kekuatan otot jantung
- Ivabradine, untuk memperlambat laju denyut jantung
2. Operasi
Selain obat-obatan, pihak medis juga dapat melakukan tindakan operasi untuk menangani penyebab kerusakan jantung. Prosedur operasi yang dapat dilakukan antara lain:
- Operasi katup jantung, untuk memperbaiki atau mengganti katup jantung yang rusak
- Operasi bypass jantung, untuk membuat aliran darah baru menggunakan pembuluh dari bagian tubuh lain
- Operasi angioplasty dan pemasangan ring (stent), untuk membuka aliran darah yang tersumbat, dengan memasukkan balon dan memasang ring pada jantung
- Operasi transplantasi jantung, untuk mengganti jantung yang rusak dengan jantung baru yang diperoleh dari donor.
3. Pemasangan implan
Pihak medis juga dapat menanam alat yang dapat membantu kerja jantung agar mampu memompa darah secara efisien. Berikut ini adalah beberapa jenis alat tersebut:
- Alat pacu jantung
Alat pacu jantung bekerja dengan cara memberikan rangsangan listrik pada jantung agar dapat memompa darah secara efisien. Alat ini dipasang di balik kulit area dada. - Implantable Cardioverter-Defibrillator (ICD)
Perangkat ini dihubungkan ke jantung untuk memonitor detak jantung. Jika detak jantung melemah atau berhenti, maka ICD akan mengirim sinyal kejut agar jantung dapat berdetak kembali. - Left Ventricular Assist Device (LVAD)
Perangkat ini dipasang di bagian luar jantung untuk membantu jantung memompa darah. LVAD umumnya digunakan pada pasien yang sedang menunggu donor untuk transplantasi jantung.
Komplikasi Gagal Jantung
Jika tidak segera ditangani, gagal jantung dapat memicu munculnya gangguan lain pada jantung, seperti gangguan katup jantung dan gangguan irama jantung (aritmia). Selain itu, pemompaan darah yang tidak maksimal ke seluruh tubuh juga dapat mengakibatkan komplikasi, seperti:
- Gagal ginjal
- Kerusakan hati
- Penumpukan cairan pada paru-paru (edema paru)
- Tingginya tekanan darah pada arteri di paru-paru (hipertensi pulmonal)
- Serangan jantung
- Malnutrisi
Stroke - Kegagalan fungsi pada banyak organ tubuh (kegagalan multiorgan)
- Kematian mendadak
Pencegahan Gagal Jantung
Mengonsumsi makanan sehat yang cukup mengandung zat besi, serta menghindari asupan garam yang berlebihan. Selain dari makanan seperti bayam, zat besi juga bisa didapatkan dari suplemen.
- Menjaga berat badan.
- Berhenti merokok.
- Membatasi konsumsi minuman keras.
- Berolahraga secara teratur.
- Menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah pada batas sehat.