Apa itu dermatitis herpetiformis?
Penyakit dermatitis herpetiformis merupakan gangguan sistem imun yang terjadi pada seseorang dan berdampak pada kesehatan kulit. Menurut dunia medis, masalah dermatitis herpetiformis ini sangat erat kaitannya dengan munculnya kondisi ruam yang disebabkan oleh gluten-sensitive enteropathy (GSE). Dengan kata lain, permasalahan ini bisa terjadi karena adanya reaksi sistem imun tubuh dengan gluten yang pada dasarnya harus dicerna oleh tubuh.
Disebutkan bahwa penyakit dermatitis herpetiformis adalah penyakit autoimun yang terbilang cukup jarang ditemukan. Namun demikian, kemunculan penyakit tersebut lebih sering terjadi pada orang dengan rentang usia 20 tahun hingga 60 tahun. Untuk menurunkan resiko permasalahan ini, seseorang bisa mencoba melakukan konsultasi kepada pihak praktisi kesehatan yang akan memberikan berbagai solusi dan tindak pencegahan.
Gejala dermatitis herpetiformis
Mengenai gejala dari penyakit dermatitis herpetiformis ini dikatakan bahwa gejala umum yang bisa diamati adalah adanya perasaan gatal yang disertai dengan adanya kulit terasa terbakar hingga terlihat seperti melepuh. Kecenderungan, bagian tubuh yang sering kali mengalami permasalahan tersebut muncul pada bagian punggung, lutut, wajah, lengan bawah, bahu, siku hingga kulit kepada. Jika sudah demikian, pertolongan medis sangat dibutuhkan demi meminimalisir resiko yang mungkin terjadi.
Penyebab dermatitis herpetiformis
Sedangkan penyebab dari penyakit dermatitis herpetiformis ini hingga kini masih belum ditemukan dengan pasti. Dalam hal ini, seseorang dengan permasalahan yang ringan dan ditandai dengan diare hingga permasalahan pencernaan yang diikuti dengan wajah sangat pucat, bisa diatasi melalui penanganan pihak dokter. Sayangnya, kondisi ini bisa menjadi lebih parah ketika orang tersebut memiliki riwayat kesehatan buruk seperti halnya diabetes tipe 1, colitis, sindrom sjorgen, dermatitis herpes hingga sindrom turner.
Faktor Risiko Dermatitis Herpetiformis
Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi kulit ini. Namun, penyakit ini cenderung terjadi pada orang-orang dengan:
- Anggota keluarga mengidap penyakit celiac atau dermatitis herpes.
- Diabetes tipe 1
- Sindrom down atau sindrom turner
- Penyakit kelenjar tiroid
- Sindrom sjogren
- Kolitis
Diagnosis Dermatitis Herpetiformis
Untuk mendiagnosis dermatitis herpetiformis, dokter akan memeriksa catatan medis dan mengamati lepuhan pada permukaan kulit. Jika perkembangan penyakit bertambah parah, dokter dapat meminta pengidap melakukan tes darah atau biopsi sel kulit (sampel tes sel kulit menggunakan mikroskop)
Walaupun Anda tidak memiliki faktor-faktor di atas, bukan berarti Anda terbebas dari risiko penyakit ini. Anda dapat mendeteksi dermatitis herpetiformis sedini mungkin dengan mengenali gejalanya.
Pengobatan dermatitis herpetiformis
Ketika seseorang mengalami penyakit dermatitis herpetiformis ini tergantung dari kondisi berat ringannya permasalahan tersebut. Dalam hal ini, untuk penanganan secara umum bisa dilakukan dengan merendam bagian yang sakit di dalam air dingin sehingga akan meminimalisir adanya resiko yang lebih parah. Tidak hanya itu saja, pemberian obat-obatan seperti halnya losion kalamina, steroid hingga dapson antihistamin sering kali diresepkan oleh dokter untuk menurunkan resiko yang mungkin lebih parah seperti bengkak hingga inflamasi.