Penyakit Abruptio Plasenta
Penyakit abruptio plasenta merupakan kondisi terlepasnya plasenta sebelum waktu yang tepat. Kondisi ini menjadi suatu permasalahan yang sangat besar bagi seluruh wanita hamil mengingat peranan plasenta itu sendiri sangatlah besar sebagai saluran yang akan memberikan nutrisi pada janin selama masih di dalam kandungan. Secara umum, abruptio plasenta ini dibagi menjadi beberapa stadium yang diantaranya adalah stadium 1, 2 dan juga 3.
Ketika plasenta tersebut telah lepas dari dinding rahim, maka kondisi janin akan sangat besar mengalami kekurangan supplai oksigen sekaligus juga nutrisi yang cukup. Pada beberapa kasus, hal ini bisa menyebabkan suatu pendarahan hebat. Penyakit abruptio plasenta ini pada dasarnya terjadi sangat mendadak dan sudah pasti membutuhkan suatu penanganan yang segera.
Gejala Abruptio Plasenta
Sekalipun penyakit abruptio plasenta ini dianggap sangat jarang terjadi pada wanita hamil, namun permasalahan ini tidak boleh dianggap sepele. Sering kali abruptio plasenta ini terjadi di usia kehamilan yang ke-20 dengan persentase 1% dari semua wanita yang hamil di dunia ini. Mengenai gejala umum yang terjadi pada abruptio plasenta ini diantaranya adalah sebagai berikut ini.
- Pendarahan pada rahim hingga munculnya kontraksi pada rahim yang terjadi secara tidak normal
- Munculnya rasa nyeri yang berlebihan pada rahim
- Tekanan darah menjadi rendah dan disusul dengan kondisi badan yang lemas
- Meningkatnya denyut jantung
- Perasaan nyeri pada bagian punggung dan juga perut
Penyebab Abruptio Plasenta
Hingga detik ini, penyebab dari penyakit abruptio plasenta ini masih belum diketahui dengan sangat jelas. Sekalipun demikian, pada beberapa kasus, penyebab abruptio plasenta terbagi menjadi dua hal yang diantaranya adalah sebagai berikut.
- Adanya trauma yang terjadi pada bagian perut yang disebabkan oleh beberapa hal seperti kecelakaan, terpukul ataupun jatuh pada saat bekerja
- Luka jarum suntik pada bagian yang salah di plasenta hingga menyebabkan pendarahan
Faktor Risiko
Walaupun penyebab utamanya belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa risiko yang dapat membuat ibu hamil rentan mengalami terhadap abruptio plasenta. Beberapa kondisinya adalah sebagai berikut:
- Kebiasaan merokok sebelum atau pun saat hamil.
- Mengonsumsi obat-obatan terlarang.
- Berusia lebih dari 35 tahun.
- Mengidap preeklampsia atau pun hipertensi.
- Sedang mengalami kehamilan kembar.
- Pernah mengalami kondisi abruptio plasenta sebelumnya.
- Merasakan trauma berat pada perut.
- Memiliki kelainan pada uterus.
- Pernah mengalami terjatuh telungkup.
- Tendangan anak yang sedang digendong dan mengarah ke perut.
- Kehamilan dengan tali pusar pendek.
- Kekurangan asam folat.
Kondisi yang terbaik untuk ibu berkonsultasi dengan dokter adalah saat mengalami perdarahan di trimester ketiga kehamilan. Ini dilakukan supaya dokter segera melakukan diagnosis yang tepat mengenai penyebab perdarahan. Penanganan yang cepat dapat mencegah kondisi semakin buruk yang berakibat pada kondisi yang semakin parah.
Diagnosis Abruptio Plasenta
Abruptio plasenta tergolong kondisi gawat darurat. Oleh karena itu, dokter akan segera melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil, termasuk mengamati gejala yang diderita, seperti perdarahan atau rasa nyeri.
Selain kondisi ibu hamil, kondisi janin juga perlu diperiksa. Salah satunya adalah detak jantung janin. Seluruh pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan.
Sebenarnya diagnosis solusio plasenta atau abruptio plasenta baru bisa ditetapkan setelah persalinan, yaitu dengan memeriksa plasenta di laboratorium. Meski begitu, beberapa pemeriksaan, seperti USG kehamilan, tes darah, atau tes urine, bisa dilakukan pada ibu hamil guna mendeteksi kemungkinan terjadinya solusio plasenta.
Pencegahan Abruptio Plasenta
Solusio plasenta atau abruptio plasenta tidak dapat dicegah. Kendati demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dan mengantisipasi lepasnya plasenta. Upaya tersebut antara lain:
- Tidak merokok dan tidak mengonsumsi narkoba, terutama saat hamil.
- Menghindari aktivitas fisik berat saat hamil.
- Rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan selama hamil, apalagi jika hamil di atas usia 40 tahun.
- Mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang seimbang.
Penanganan Abruptio Plasenta
Untuk penyakit abruptio plasenta ini, maka penanganan lebih lanjut dengan memanfaatkan bantuan medis. Langkah awal yang akan dilakukan pihak medis adalah dengan memberikan injeksi yang akan membantu dalam menormalkan tekanan darah hingga menjaga jumlah urin yang keluar tetap stabil. Bisa juga dengan melakukan pengobatan Alternative seperti, mengonsumsi obat herbal.